"Kalau pembukaan rekening saja gak apa-apa, tapi ini ada kerja sama juga dengan pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) yang kemudian membukakan credit line bagi mahasiswa,” lanjut Kiki.
Kiki menyebut, ada sekitar 1.200 dari 4.000 mahasiswa baru yang dibukakan rekening bank. Adapun, dari 1.200 mahasiswa baru, sebanyak 200 orang dibukakan credit line pada satu PUJK.
Hal itu, sambung Kiki, yang menjadi masalah karena para mahasiswa merasa diajarkan untuk konsumtif.
"Jadi kemudian ramai karena ibaratnya mahasiswa ini merasa diajarkan untuk konsumtif, berutang kan itu ibaratnya,” kata Kiki.
Selain itu, para mahasiswa yang dibukakan credit line juga diperintahkan untuk menyatakan diri bekerja sebagai buruh agar mendapat approval dari PUJK yang bekerja sama tersebut.