sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Memahami Greenflation dalam Transisi Energi Hijau

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
22/01/2024 15:31 WIB
Green Inflation menjadi topik panas dalam ajang debat keempat pemilu presiden (pilpres) 2024.
Memahami Greenflation dalam Transisi Energi Hijau. (Foto: Freepik)
Memahami Greenflation dalam Transisi Energi Hijau. (Foto: Freepik)

Namun, sebagian besar kenaikan harga gas dan minyak pada 2022 yang melampaui tingkat sebelum pandemi mencerminkan kemampuan produsen energi untuk mengarahkan pasokan di pasar oligopolistik. Pasar minyak dan gas sering kali dibuat ketat secara artifisial, sehingga menaikkan harga dengan mengorbankan importir energi seperti kawasan euro.

Embargo terhadap impor minyak Rusia yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris serta rencana Komisi Eropa untuk mengurangi impor gas Rusia sebesar dua pertiga pada 2022 berdampak pada terjadinya fossilflation.

Kondisi ini juga dampak yang lebih luas terhadap harga input dan output lainnya dan kemungkinan akan tetap menjadi kontributor penting terhadap inflasi di masa mendatang.

Sementara greenflation adalah dampak dari guncangan kategori ketiga yang sebenarnya lebih tidak kentara namun dapat dirasakan.

Banyak perusahaan yang mengadaptasi proses produksinya dalam upaya mengurangi emisi karbon. Namun sebagian besar teknologi ramah lingkungan memerlukan tak hanya investasi yang mahal, tapi juga sejumlah besar logam dan mineral, seperti tembaga, litium, dan kobalt, terutama selama masa transisi.

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement