Menurut riset BNP Paribas, pontoh pendorong greenflation di Uni Eropa misalnya, adalah fenomena penerapan pajak karbon. Banyak negara Eropa (Prancis, Denmark, Jerman, dll.) telah menerapkan pajak karbon. Harga per ton CO2 hari ini sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan ketika Perjanjian Paris ditandatangani pada bulan Desember 2015. (Lihat grafik di bawah ini.)
Greenflation menimbulkan dampak makroekonomi tidak langsung terhadap inflasi dari upaya transisi energi, baik ke atas maupun ke bawah. Semakin cepat dekarbonisasi dimulai maka dampaknya terhadap gangguan dan inflasi akan semakin moderat.
Di sisi lain, melansir ERG Spa, greenflation mengacu pada kenaikan masing-masing komponen yang merupakan biaya produksi sumber energi terbarukan.
Sementara mengacu pada penjelasan European Central Bank (ECB), dalam upaya membangun perekonomian yang lebih berkelanjutan, kita menghadapi era baru inflasi energi dengan tiga guncangan berbeda namun saling terkait yang diperkirakan akan menyebabkan tekanan kenaikan inflasi yang berkepanjangan.
Guncangan pertama terkait dengan dampak perubahan iklim itu sendiri atau disebut sebagai climateflation