sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mendag Ungkap Penyebab Harga Kakao Melonjak Tajam

Economics editor Rahmat Fiansyah
15/09/2024 23:58 WIB
Industri kakao dan cokelat akan menjadi salah satu sektor prioritas bagi pemerintah ke depan.
Industri kakao dan cokelat akan menjadi salah satu sektor prioritas bagi pemerintah ke depan. (Foto:
Industri kakao dan cokelat akan menjadi salah satu sektor prioritas bagi pemerintah ke depan. (Foto:

IDXChannel - Industri kakao dan cokelat akan menjadi salah satu sektor prioritas bagi pemerintah ke depan. Saat ini, harga kakao melonjak sehingga menjadi tantangan untuk sektor hilir.

Berdasarkan data Trading Economics, harga kakao di pasar global menembus USD3.473 per ton, naik 83 persen sejak awal tahun.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut, kenaikan harga kakao disebabkan menurunnya produksi secara global akibat berbagai faktor seperti hama penyakit, perubahan cuaca, dan tanaman kakao tua yang sudah tak produktif.

"Selain itu, implementasi European Union Deforestation-free Products Regulation (EUDR) pada akhir 2024 akan menjadi tantangan tersendiri bagi sektor kakao," katanya lewat keterangan resmi dikutip Minggu (15/9/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mendag dalam International Cocoa Conference Exhibition (ICCE) di Singapura yang digelar Cocoa Association of Asia (CAA). Dalam pameran yang digelar 12-13 September 2024 itu, Mendag juga bertemu dengan Chairman CAA, Elie Fouche.

Mendag mengatakan, Indonesia merupakan salah satu penghasil biji kakao dan produk kakao terbesar dunia. Dengan begitu, komoditas ini menjadi perhatian bagi pemerintah.

Baru-baru ini, kata dia, pemerintah memasukkan sektor kakao bersama kelapa untuk diatur dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Ke depan, badan ini akan terlibat dalam rehabilitasi perkebunan kakao hingga melakukan hilirisasi produk berbahan dasar kakao tanpa mengesampingkan kesejahteraan petani.

"Untuk itu, pemerintah mendukung penggunaan bibit kakao varietas unggul, bimbingan teknis,  pelatihan bagi individu yang terlibat dalam produksi kakao, serta kelengkapan peralatan dan infrastruktur," ujarnya.

Mantan Menteri Kehutanan itu berharap stabilnya pasokan kakao ke depan bisa menjadi peluang industri cokelat artisan di Indonesia untuk semakin berkembang dan merambah pasar global. Industri cokelat artisan selama ini mampu memproduksi cokelat berkualitas tinggi dan premium yang menonjolkan asal-usul tunggal dan cita rasa yang khas.

Indonesia merupakan negara penghasil kakao dengan lebih dari 600 varietas. Pada 2023, ekspor biji kakao dan produk kakao Indonesia mencapai USD1,2 miliar sedangkan impornya USD979 juta. Adapun tujuan ekspor utama ekspor yakni Amerika Serikat, Uni Eropa, India, dan China.

Di Indonesia, sekitar 99 persen perkebunan kakao dimiliki 1,4 juta keluarga petani kecil dengan total luas lahan 1,2 juta hektare. Produksi biji kakao nasional pada 2023 mencapai 180 ribu ton sehingga menempatkan Indonesia sebagai produsen biji kakao terbesar nomor tujuh di dunia.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement