"Dalam proses pemulihan ini lingkungan global tidak statis, dinamis, atau cenderung volatil," katanya.
Selain itu, Indonesia harus mampu terus menjaga pulihnya permintaan (demand) tanpa membawa dampak inflasi berlebih. Menurutnya, saat ini muncul risiko disrupsi suplai (supply disruption) ketika perekonomian nasional tumbuh, tetapi sejalan dengan kondisi global bahwa terdapat potensi kenaikan inflasi.
"Kita perlu waspada supply disruption, apabila demand lebih cepat dari supply-nya, ini membentuk demand side inflation," tutup Sri Mulyani. (RAMA)