Dari sisi masyarakat berkaitan dengan daya beli, sehingga diperlukan stimulus agar harga perumahan bisa terjangkau dan serapan rumah bisa optimal. Dari sisi pengembang juga memiliki tantangan terutama makro ekonomi yang berkaitan dengan fluktuasi harga material bangunan.
Dengan kondisi tersebut, Basuki mengatakan, perlu menjaga harga rumah yang sesuai dengan kantong masyarakat. Misalnya, harga rumah subsidi dengan rentan harga Rp144 juta hingga Rp160 juta, punya serapan yang baik di masyarakat.
"Itu untuk harga rumah yang ada di angka Rp144 juta hingga Rp160 juta, daya beli masih oke banget, saat ini bulan Juli sudah habis (kuota FLPP)," tuturtnya.
Kementerian PUPR sepanjang 2024 mengalokasikan Rp13,7 triliun untuk program FLPP. Anggaran FLPP tersebut dialokasikan untuk 166 ribu unit rumah, untuk pemberian subsidi uang muka, dan pembiayaan perumahan peserta Tapera.
Anggaran tersebut memang lebih kecil jika dibandingkan dengan anggaran program FLPP tahun 2023 sebesar Rp26,3 triliun untuk 220 ribu unit rumah.
(Febrina Ratna)