sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

OJK: Waspada Tabungan Bengkak di Perbankan, Bukannya Untung Malah Buntung!

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
03/08/2021 13:45 WIB
Pola kehidupan masyarakat kini berubah akibat pandemi Covid-19 yang membatasi masyarakat berbelanja.
Tabungan di bank (ilustrasi)
Tabungan di bank (ilustrasi)

IDXChannel - Pola kehidupan masyarakat kini berubah akibat pandemi Covid-19 yang membatasi masyarakat berbelanja. Sehingga ini menyebabkan tabungan masyarakat di perbankan semakin membengkak.  

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menerangkan dana masyarakat di perbankan bertambah seiring dengan kucuran insentif yang diberikan pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sebelumnya pada tahun lalu anggaran PEN mencapai Rp695 triliun namun di tahun ini mencapai Rp744 triliun.

“Tidak heran dana di perbankan melimpah, pertumbuhannya year on year di Juli kemarin 11,28%. Sebelum COVID-19 pertumbuhan dana masyarakat itu hanya 6-7%," ujarnya dalam Opening Like It (Literasi Keuangan Indonesia Terdepan) secara virtual, Selasa (3/8/2021).

Maka, hal ini menandakan likuiditas perbankan berlimpah sehingga mempengaruhi suku bunga simpanan yang menurun. Ia pun mengatakan suku bunga deposito berjangka 1 tahun biasanya sekitar 7%, namun sekarang turun menjadi 5%, bahkan ada bank yang menawarkan di bawah 4%.

“Artinya, masyarakat simpanannya naik tapi bunganya turun. Sehingga masyarakat pasti mencari alternatif investasi lainnya,” terang Wimboh.
 
Namun, disisi lain Wimboh menyebut bahayanya dari mencari alternatif investasi ini, banyak instrumen-instrumen yang menawarkan baik melalui pasar modal maupun diluar pasar modal. Resikonya terutama bagi masyarakat yang tidak melalui pasar modal akan mendapatkan suku bunga yang lebih tinggi.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement