"Dari jumlah tersebut, sekitar 40% pinjaman diberikan secara langsung ke UMKM,” ungkapnya.
Sejalan dengan penyaluran pinjaman, Bank Sampoerna juga terus melanjutkan transformasi digital. Pada kuartal dua tahun 2022 ini, proses pembukaan tabungan Sampoerna Mobile Saving secara daring (online) telah lebih sederhana dengan pemanfaatan fitur pengenalan wajar (face recognition) dan deteksi keaslian pengguna (liveness detection).
Selain memudahkan nasabah secara umum, fitur baru ini juga mempermudah pengusaha UMKM membuka tabungan Sampoerna Mobile Saving dan menerima pembayaran lewat QRIS dengan meng-install aplikasi Sampoerna Mobile Merchant.
Keberlangsungan kolaborasi dan transformasi digital Bank Sampoerna juga berdampak pada pembiayaan pada perusahaan P2P (peer-to-peer) lending dan nilai transaksi virtual accounts yang difasilitasi. Hingga saat ini, beberapa perusahaan P2P lending yang bekerja sama dengan Bank Sampoerna, di antaranya Mekar, Julo, Indodana, Kredivo, dan Akulaku. Sementara perusahaan fintech payment gateway (gerbang pembayaran), yang telah bekerja sama adalah Xendit, Instamoney, Safecash, dan Dhasatra.
“Per akhir Juni 2022, pembiayaan yang diberikan Bank Sampoerna pada perusahaan P2P telah naik lebih dari dua kali lipat hingga ratusan miliar rupiah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Demikian pula nilai transaksi virtual accounts yang difasilitasi Bank Sampoerna di semester pertama tahun 2022 ini mencapai triliunan rupiah setiap bulannya, meningkat 80% dibandingkan rata-rata nilai transaksi bulanan periode yang sama tahun lalu,” ujar Henky.