Sementara itu, variable costing adalah suatu metode akuntansi yang bertujuan untuk menghitung jumlah biaya total yang diperlukan untuk melakukan suatu proses produksi yang meliputi penghitungan biaya bahan baku, biaya overhead pabrik, dan biaya tenaga kerja. Dengan begitu, jumlah total biaya dalam proses produksi bisa bergantung dengan volume produksi atau jenis kegiatan produksi yang dilakukan.
Dilansir dari jurnal Universitas Stekom, beberapa perbedaan full costing dan variable costing antara lain sebagai berikut.
1. Perhitungan Harga Pokok Produksi
Dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi, perbedaan paling menonjol dari full costing dan variable costing terletak pada beban overhead pabrik tetap dan variable. Metode full costing lebih banyak menggunakan beban overhead pabrik tetap dan variable. Sementara itu, metode variable costing hanya menghitung beban overhead variabel-nya saja.
Adapun beban dari overhead pabrik sendiri merupakan biaya produksi yang tidak termasuk biaya bahan baku dan beban SDM langsung. Biaya ini tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi. Sementara itu, beban overhead pabrik variabel merupakan biaya overhead pabrik yang terus berubah sesuai dengan volume aktivitasnya.
2. Biaya per Periode
Perbedaan full costing dan variable costing juga tampak pada biaya periodenya. Dalam full costing, biaya per periode akan dinilai sebagai biaya yang tidak berkaitan dengan biaya produksi meskipun tetap akan mengurangi laba perusahaan. Sementara itu, dalam metode variable costing, biaya periode ini akan ikut dibebankan di dalam produksi.