Untuk performa obligasi pemerintah, Thomas menilai dengan dinamika global yang tidak baik dan volatilitas yang sangat tinggi, performa lelang SBN di primary market masih terjaga dengan baik.
Hingga 13 Juni 2025, yield SBN 10 tahun tercatat di level 6,72 persen atau turun 25 basis poin secara year to date yang mencerminkan persepsi risiko yang menurun.
"Spread yield terhadap US treasury juga tetap kompetitif di level 231 basis point, lebih rendah dibandingkan sejumlah negara peer grup kita dengan peringkat kredit serupa," kata Thomas.
Kepercayaan investor asing juga terus menguat terlihat dari net buy non-residen yang secara kumulatif mencapai Rp53,91 triliun. Thomas meyakini, instrumen SBN Indonesia masih menjadi pilihan menarik di tengah ketidakpastian global.
(NIA DEVIYANA)