Insentif tersebut, kata Bambang, berada pada sisi penawaran. Namun, dari sisi permintaan, dia berharap BI bisa menurunkan suku bunga sehingga mengurangi beban cicilan bagi konsumen.
BI sebelumnya terus mendorong efektivitas implementasi Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM). Mulai 1 Januari 2025, KLM diarahkan untuk mendorong kredit perbankan demi mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Hingga minggu kedua Februari 2025, bank sentral telah memberikan insentif KLM sebesar Rp295 triliun, atau meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024. Insentif tersebut diberikan kepada kelompok Bank BUMN Rp129,2 triliun, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Rp131,9 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Rp28,7 triliun, dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) Rp4,9 triliun.
(Rahmat Fiansyah)