Di mana besaran pinjaman untuk pembayaran cost overrun Kereta Cepat senilai US$560 juta atau Rp8,34 triliun dengan asumsi kurs Rp14.900 per dolar AS.
Sementara itu, Emir menjelaskan bahwa terjadinya cost overrun lantaran adanya pandemi COVID-19 dan juga permasalahan lahan yang baru terselesaikan pada tahun 2020.
"Adapun pembangunan secara masih baru mulai kita lakukan di tahun 2018. Proses pembangunan juga tertunda karena pandemi, ini cukup membatasi pergerakan, mulai dari melakukan pembatasan terhadap tenaga ahli, karyawan di lapangan,pembatasan impor material dan itu beberapa faktor yang mempengaruhi perjalanan proyek kcjb," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah Indonesia masih terus bernegosiasi terkait dengan tingkat suku bunga pinjaman dari China Development Bank (CDB). Adapun saat ini baru disepakati tingkat suku bunga pinjaman 3,4 persen.
Luhut menjelaskan bahwa besaran pinjaman untuk pembayaran cost overrun Kereta Cepat senilai USD560 juta atau Rp8,34 triliun dengan asumsi kurs Rp14.900 per dolar AS. Luhut mengatakan, kedua negara telah menyepakati cost overrun sebesar USD1,2 miliar.