Produksi minyak mentah AS dalam pekan yang berakhir 28 April naik hanya sebesar 0,8% week on week menjadi 12,3 juta bph, hanya 0,8 juta bph atau terkontraksi 6,1% juga di bawah rekor tertinggi pada Februari 2020 lalu sebesar 13,1 juta bph.
Baker Hughes melaporkan Jumat lalu bahwa rig minyak AS yang aktif dalam pekan yang berakhir 5 Mei terkontraksi hanya menjadi 588 rig, cdi bawah level tertinggi 2 tahun terakhir sebanyak 627 rig pada 2 Desember 2022.
Rig minyak aktif AS meningkat lebih dari tiga kali lipat dari terendah 17 tahun dari 172 rig terlihat pada Agustus 2020, menandakan peningkatan kapasitas produksi minyak mentah AS.
3. Permintaan India
Kekuatan permintaan energi di India, konsumen minyak mentah terbesar ketiga di dunia, juga mendorong sentiment bullish minggu lalu setelah Kementerian Perminyakan dan Gas Alam India melaporkan pemrosesan minyak mentah Mar India naik 3,1% yoy menjadi 23 MMT. Juga, impor minyak mentah Mar India naik 7,9% yoy menjadi 20.5 MMT.
4. Pasokan Minyak Irak
Penghentian ekspor minyak mentah Irak yang sedang berlangsung dari pelabuhan Turki Ceyhan memperketat pasokan minyak global dan mendorong kenaikan terbatas harga minyak mentah.
Ekspor minyak 400.000 barel per hari dari pelabuhan Turki di Ceyhan telah dihentikan sejak 25 Maret lalu setelah Irak memenangkan kasus arbitrase dari Kamar Dagang Internasional yang mengatakan Turki melanggar perjanjian transit pipa 973 dengan mengizinkan minyak mentah dari wilayah Kurdi untuk diekspor tanpa Irak.
5. Rencana Pemotongan Produksi Minyak Rusia
Harga minyak mentah juga dipengaruhi sentimen Rusia yang berencana akan memangkas produksi minyak mentah.
Data pelacakan tanker dari Bloomberg juga menunjukkan ekspor minyak mentah Rusia melonjak di atas 4 juta barel per hari pada pekan per tanggal 28 April lalu.
Rusia telah menghentikan publikasi data produksi minyak mentah dan kondensat dalam upaya untuk menyamarkan jika benar-benar memangkas produksi minyak mentah.
6. Laporan Bulanan OPEC
Fokus minggu ini juga pada laporan bulanan OPEC, yang akan dirilis pada Kamis mendatang (11/5/2023). Kartel minyak ini juga memperingatkan bahwa kondisi ekonomi yang memburuk di seluruh dunia berpotensi menghalangi permintaan tahun ini. (ADF)