sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pergerakan Harga Minyak, Simak Sejumlah Sentimen Pekan Ini

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
09/05/2023 12:26 WIB
Harga minyak bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah di awal perdagangan Asia pada Selasa (9/5/2023).
Pergerakan Harga Minyak, Simak Sejumlah Sentimen Pekan Ini. (Foto: MNC Media)
Pergerakan Harga Minyak, Simak Sejumlah Sentimen Pekan Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah di awal perdagangan Asia pada Selasa (9/5/2023). Ini seiring investor tengah berhati-hati menjelang data inflasi utama AS minggu ini.

Di lain pihak, data perdagangan kegiatan impor minyak mentah utama China juga menjadi fokus.

Minyak Brent turun 0,36% menjadi USD76,75 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 0,34% menjadi USD72,91 per barel pada pukul 11.38 WIB. Harga minyak brent dalam setahun telah terkoreksi 31,81% sementara WTI telah turun 33,65%. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sejumlah Sentimen Pasar Minyak

1. Kondisi Ekonomi China Di Bawah Ekspektasi

Pasar juga menjadikan data perdagangan China sebagai petunjuk lebih lanjut tentang permintaan di importir minyak terbesar dunia.

Dilaporkan data impor China terbaru turun tajam pada April. Kondisi ini menunjukkan bahwa permintaan lokal tetap lemah meskipun ada peningkatan dalam kegiatan ekonomi.

Adapun kenaikan ekspor yang lebih besar dari perkiraan membuat negara Tirai Bambu mencatat surplus perdagangan yang kuat.

Impor China turun 7,9% secara yoy, jauh lebih buruk dari perkiraan penurunan 5%, dan pembacaan bulan sebelumnya yakni negatif 1,4%.

Pembacaan menunjukkan bahwa permintaan domestik di China untuk barang-barang mulai dari komoditas hingga produk konsumen sedang menurun, bahkan ketika negara tersebut melonggarkan lockdown sejak awal tahun ini.

Tanda-tanda pemulihan ekonomi yang melambat di negara tersebut telah menjadi beban utama pada harga minyak dalam beberapa pekan terakhir.

Terutama karena data terbaru menunjukkan sektor manufaktur besar negara itu secara tak terduga mengalami kontraksi pada bulan April.

Sementara itu, aktivitas transportasi di negara tersebut telah meningkat secara substansial setelah pencabutan pembatasan Covid-19, permintaan bahan bakar masih berada di bawah tingkat pra-Covid.

Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah pemulihan di China akan memacu permintaan minyak mentah global ke rekor tertinggi tahun ini, seperti yang diperkirakan oleh OPEC dan IEA.

Tanda-tanda permintaan bahan bakar China yang lebih kuat sempat mendukung harga minyak mentah.

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China melaporkan Kamis lalu bahwa jumlah perjalanan domestik yang dilakukan selama periode liburan Golden Week mencapai 274 juta, naik 19% dari tingkat pra-pandemi pada 2019 dan melonjak 71% lebih tinggi dari tahun lalu.

Kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak telah memukul harga minyak mentah selama tiga minggu terakhir, mendorongnya ke posisi terendah dalam 17 bulan.

2. Pasokan Minyak Amerika

Di pasar Amerika, minyak mentah sempat naik Senin (8/5/2023) karena pengurangan produksi minyak mentah Kanada. Ini pasca kebakaran hutan di Alberta yang sempat menghentikan sekitar 145.000 barel per hari produksi dari beberapa produsen minyak mentah Kanada.

Laporan EIA Rabu minggu lalu juga menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada 28 April terkontraksi 1,9% di bawah rata-rata musiman 5 tahun.

Sementara itu, persediaan bensin terkontraksi 6,2% di bawah rata-rata musiman 5 tahun, dan (3) persediaan distilat terkontraksi 12,5% di bawah rata-rata musiman 5 tahun.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement