Kata dia, memahami bahwa potensi tersebut harus segera ditangkap, Pertamina melakukan berbagai upaya transisi energi meliputi pengembangan Bio Energy, Geothermal, Hydrogen, EV Battery & Energy Storage System (ESS), Gasification, Nature Based Solution, Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS), dan Ammonia.
Lebih lanjut Nicke menjelaskan, untuk menjalankan seluruh program tersebut maka dalam 5 tahun kedepan Pertamina menganggarkan USD 68 Milyar atau sekitar 1.000 triliun dengan komposisi sekitar 43,8% untuk Fossil Fuel, 41,7% untuk Petrochemical dan 14,5% untuk Green Business.
“Dari semua hal ini, kami, Pertamina terbuka untuk bekerjasama dari sisi investasi dengan pihak swasta. Belum lagi jika kita bicara dari segi posisi sebagai supplier, kontraktor dan lainnya, sehingga potensinya sangat besar. Hal ini sejalan dengan tujuan kami BUMN, sebagai lokomotif Industri nasional, dan pertumbuhan ekonomi nasional," pungkas Nicke.
Nicke meyakini bahwa kolaborasi merupakan kunci transisi energi menuju energi hijau. Hingga saat ini, Pertamina juga telah menjalin kemitraan dalam transisi energi dan dekarbonisasi untuk EV Ecosystem, Nature Based Solution, dan Green Industrial Cluster.