Sementara itu, para pelaku industri juga menyatakan perlunya penyesuaian peraturan yang saat ini berjalan. Kompartemen Sumber Daya Manusia Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Harrison Silaen menyampaikan bahwa pemerintah perlu memiliki arah jelas untuk menangani masalah industri tekstil jika menganggap industri tersebut penting.
"Saat ini, pengusaha lokal sulit bersaing dengan produk tekstil (impor) yang masuk dengan massif," kata dia.
Economics Director S&P Global Market Intelligence, Trevor Balchin, menyampaikan PMI manufaktur RI masih bertahan di atas tren rata-rata jangka panjang, namun perkiraan Indeks Output Masa Depan tidak bergerak dari posisi pada Mei 2024 dan merupakan bagian dari yang terendah dalam rekor.
Hal ini menggambarkan kekurangan perekrutan pada bulan Juni, dan penurunan pertama pada penumpukan pekerjaan dalam tujuh bulan.
"Arah pergerakan menunjukkan penurunan drastis pada permintaan baru di awal semester kedua pada tahun ini, yang merupakan kontraksi kedua sejak pertengahan 2021," kata dia.
(NIA)