Menurutnya memang penggunaaan kendraan listrik menurunkan emisi gas buang dari kendaraan, namun ada beberapa potensi limbah baru yang akan dihasilkan. Sehingga aspek tersebut juga tidak boleh lepas dari pembahasan.
"Jadi kalau kita masih menggunakan batu bara, itu tadi hanya memindahkan masalah saja di perkotaan, tetapi di daerah pinggiran masih tetap menghasilkan emisi," sambungnya.
Selanjutnya adalah pembuatan baterai listrik untuk kendaraan, yang mana bahan baku pembuatannya juga dihasilkan dari aktivitas pertambangan. Bahan bukan lagi mencemari udara, aktivitas ini berpotensi menghasilkan pencemaran lingkungan.
"Proses pembuatan baterai itu sendiri, itu juga berpotensi menghasilkan limbah dan emisi dan terakhir ada baterai dari pasca pemakaian, jadi daur baterai kendaraan ini harus dipikirkan," kata Ratna.
"Potensi limbah dari pembuatan baterai itu dari bahan tambang, daur ulang baterai litium, kemudian dari aspek komponen baterai, jadi tidak akan lepas dari emisi udaranya, maupun emisi dari limbah cair," sambungnya.