sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Prabowo Targetkan Penerima Manfaat MBG Capai 20 Juta Orang Sebelum 17 Agustus

Economics editor Tangguh Yudha
04/08/2025 11:35 WIB
Prabowo menargetkan agar penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa mencapai 20 juta orang sebelum 17 Agustus 2025.
Prabowo Targetkan Penerima Manfaat MBG Capai 20 Juta Orang Sebelum 17 Agustus. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Prabowo Targetkan Penerima Manfaat MBG Capai 20 Juta Orang Sebelum 17 Agustus. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)

IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto menargetkan agar penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa mencapai 20 juta orang sebelum 17 Agustus 2025.

“Program ini adalah strategi menyeluruh untuk membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak dini. Bila anak-anak kita sehat dan cerdas, masa depan bangsa akan lebih terjamin," kata Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, dalam keterangan resminya pada Senin (4/8/202).

Selain target 20 juta penerima sebelum Hari Kemerdekaan, Presiden menargetkan program MBG bisa dinikmati 82,9 juta penerima di akhir tahun serta membuka lebih dari 100 ribu lapangan kerja baru dan menggandeng UMKM, petani, nelayan, dan koperasi lokal dalam ekosistem pelaksanaannya.

Hingga akhir Juli 2025, sebanyak 7.374.135 penerima manfaat telah dijangkau melalui 2.375 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur bergizi, menyasar anak sekolah, balita, ibu hamil dan menyusui, serta santri di pesantren dan sekolah keagamaan.

Menko Polkam menjelaskan program MBG merupakan respons langsung terhadap tantangan malnutrisi di Indonesia yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan zat gizi mikro.

Data pada 2022 mencatat 32 persen anak Indonesia mengalami anemia, 41 persen tidak sarapan, dan 58 persen memiliki pola makan tidak sehat, terutama pada kelompok rentan di fase emas pertumbuhan.

Di samping manfaat gizi dan kesehatan, MBG turut memperkuat ketahanan ekonomi melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga, penciptaan jutaan lapangan kerja, dan stabilisasi harga pangan lewat pembelian langsung dari produsen rakyat.

“Ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam memastikan tidak ada anak Indonesia yang tertinggal karena kelaparan atau gizi buruk,” tuturnya.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement