Maka dari itu, ujar Petrus, INTA akan fokus pada strategi lainnya yakni mengandalkan layanan purna jual dengan didukung oleh infrastruktur memadai. Sehingga, saat produk China masuk ke Indonesia, perseroan pada posisi bisa men-deliver produk terbaik kepada pelanggan.
"Infrastruktur butuh investasi, memerlukan operator berpengalaman. Servis purna jual dan sumber daya manusia kami terlatih. Meski industri ketat, INTA adalah salah satu pemain yang cukup baik dan punya peluang kans menang jauh lebih tinggi dibandingkan lain karena pengalaman 54 tahun," katanya.
Selain itu, Petrus menerangkan, strategi lainnya yakni menyediakan solusi komprehensif atas kebutuhan barang modal proyek pelanggan.
"Pelanggan bisa beli, bisa sewa dan disertakan opsi beli. Untuk proyek jangka pendek, jangka panjang apakah punya dukungan pembiayaan semuanya bisa kia berikan solusi tepat, sehingga proyeknya berjalan baik. Nah, di sini keunggulan INTA dan inti daya saing kita," ujar Petrus.