Cristina juga mengungkapkan, pembukaan pabrik kedua Proline di atas lahan seluas 10 ribu meter persegi itu diharapkan dapat menjaga mutu industri alat kesehatan Indonesia agar mengakomodasi peningkatan permintaan alat kesehatan IVD di pasar Indonesia maupun regional.
Dia menambahkan, pengembangan berbagai instrumen laboratorium dan bahkan reagen molekular yang dikembangkan Proline, diutamakan dengan produksi dengan teknologi maju sehingga produk Indonesia tidak kalah dengan produk impor.
"Penambahan pabrik kedua ini merupakan wujud nyata Proline dalam mendukung program pemerintah yaitu reformasi sistem ketahanan kesehatan nasional yang menjamin ketersediaan alat kesehatan Indonesia di tengah ancaman kesehatan global," ucap Cristina.
(RFI)