Pada 2015, Huayou memutuskan go public di Bursa Efek Shanghai. Saat ini, nilai kapitalisasi pasarnya mencapai USD57,55 miliar atau setara Rp967 triliun.
Perusahaan tersebut dikendalikan oleh Zhejiang Huayou Holding Group Co., Ltd dengan porsi saham 17,8 persen. Pendiri & Chairman Huayou, Chen Xuehua juga tercatat memiliki saham Huayou secara langsung sebesar 4,9 persen.
Huayou sebenarnya bukan nama baru di Tanah Air. Huayou mulai masuk Indonesia pada 2018 dengan investasi perdana berupa pembangunan pabrik pengolahan nikel di Kawasan Industri Weda Bay (IWIP), Maluku Utara. Bersama Tsinghan dan Zhenshi, Huayou membangun Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), menghasilkan nikel matte dengan kapasitas produksi 90 ribu ton per tahun.
Selain itu, Huayou membangun High Pressure Acid Leach (HPAL) di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah. Di sini, Huayou mengekstrak bijih nikel laterit menjadi nikel dan kobalt yang digunakan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
Saat ini, Huayou juga tengah fokus pada proyek besar. Huayou sibuk mengembangan kompleks pengolahan nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Ford Motor Co.