Nilai investasi proyek tersebut mencapai USD4,5 miliar. Huayou memperkirakan pabrik itu dapat beroperasi pada 2026.
Berbagai proyek yang dikerjakan Huayou di Indonesia melibatkan banyak tenaga kerja. Perusahaan pun mengklaim jumlah tenaga kerjanya di Indonesia mencapai 17 ribu orang, termasuk yang ada di kantor pusat Jakarta.
Terkait mundurnya LG, Huayou tercatat sebagai salah satu anggota konsorsium mega proyek "Grand Package". Proyek dengan nilai investasi jumbo tersebut menggabingkan dua konsorsium besar, yakni konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC. Selain LGES dan Huayou, gabungan konsorsium ini melibatkan LG Chem, Hyundai, LG International, Posco, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan IBC.
Pemerintah Indonesia akhirnya menunjuk Huayou sebagai pemimpin konsorsium pasca mundurnya LG. Konsorsium ini akan mengembangkan ekosistem EV mulai dari penambangan nikel, pembangunan smelter, fasilitas komponen inti baterai, hingga sel baterai.
Langkah awal dari proyek besar ini sebetulnya sudah dimulai dengan beroperasinya pabrik baterai listrik di Karawang, Jawa Barat. Proyek ini dijalankan HLI Green Power, perusahaan patungan (joint venture) antara LG dan Hyundai. IBC yang tertarik masuk dalam perusahaan patungan itu hingga kini masih terganjal prosedur.