sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Proyek EBT RI Ternyata Minim Peminat, Benarkah?

Economics editor Desi Angriani
16/09/2022 11:35 WIB
Indonesia telah melakukan roadshow ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan beberapa negara Eropa untuk mencari investor ketimbang bergantung pada penjualan obligasi.
Proyek EBT RI Ternyata Minim Peminat, Benarkah? (Foto: MNC Media)
Proyek EBT RI Ternyata Minim Peminat, Benarkah? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Rencana Indonesia untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara selama tiga dekade ke depan membutuhkan anggaran USD600 miliar atau setara Rp8.938 triliun (kurs Rp14.898).

Sayangnya, tak banyak investor yang berminat dalam menggantikan PLTU menjadi energi yang lebih bersih atau menambah jumlah kapasitas pembangkit terbarukan di Indonesia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan Indonesia telah melakukan roadshow ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan beberapa negara Eropa untuk mencari investor secara langsung ketimbang bergantung pada penjualan obligasi.

"Tapi, tidak ada yang menanggapi tawaran kami," kata Erick dalam wawancara yang dikutip dari Bloomberg, Jumat (16/9/2022).

Adapun posisi Indonesia sebagai pengguna terbesar pembangkit listrik batu bara membuat bingung banyak negara. Apalagi Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi G20 yang mengedepankan transisi energi dan perubahan iklim.

Erick bilang Indonesia ingin mencapai keseimbangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengembangkan energi hijau. Karenanya, pemerintah mulai mempromosikan penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi, serta mengembangkan sumber energi alternatif lainnya.

“Kita ingin energy mix kita nanti terdiri dari listrik, biodiesel berbasis sawit dan etanol, seperti Brazil dan India,” terang Thohir.

Untuk mendukung rencana tersebut, pemerintah mengusulkan BUMN membuka 700.000 hektar lahan untuk tanaman tebu demi memproduksi etanol sebagai pengganti bahan bakar fosil.

“Kita harus memiliki ketahanan energi dan kita setuju untuk transformasi dengan langkah kita sendiri, bukan apa yang negara lain ingin kita lakukan,” tambah Erick.

Semenetara itu, negara-negara konsumen batu bara seperti Vietnam, Korea Selatan, dan Polandia termasuk di antara 23 negara yang mendukung kesepakatan tahun lalu untuk menghentikan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit listrik. Meskipun China dan India sangat menentang sehingga menyebabkan berkurangnya pakta COP26.

(DES)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement