sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Proyek Kabel Bawah Laut Terpanjang di Dunia Senilai Rp35,6 T, Kapan Terealisasi? 

Economics editor Suparjo Ramalan
15/10/2021 11:58 WIB
Soal rencana proyek transmisi bawah laut dari Australia-Singapura, berikut komentar dari pengamat pakar ketenagalistrikan.
Proyek Kabel Bawah Laut Terpanjang di Dunia Senilai Rp35,6 T, Kapan Terealisasi? (Dok.MNC Media)
Proyek Kabel Bawah Laut Terpanjang di Dunia Senilai Rp35,6 T, Kapan Terealisasi? (Dok.MNC Media)

Herman menyebut, berdasarkan kajian 'Estimasi Biaya Listrik PLTS Sumba dengan Transmisi HVDC 3 GW Sumba – Paiton',  jalur HVDC dari Sumba, NTT ke Paiton, Jawa Timur untuk kapasitas listrik dari energi surya sebesar 3 GW dengan jarak kabel bawah laut sekitar 760 km membutuhkan biaya total 42,15 miliar dolar AS atau sekitar Rp611 triliun.

Proyeksi nilai investasi Rp611 triliun itu terdiri atas kabel HVDC, converter, PLTS (solar PV), konstruksi sipil, sewa lahan untuk modul surya, bunga bank selama konstruksi, battery storage, dan komponen lainnya.

Herman yang juga menjabat sebagai Direktur Transmisi & Distribusi PT PLN (Persero) periode 2003 – 2008 ini menjelaskan bahwa proyek transmisi bawah laut yang membentang dari Australia ke Singapura untuk mengirimkan listrik dari tenaga surya dipastikan menelan investasi yang tidak kecil.

"Dulu pada 2008, Malaysia memiliki cadangan sumber listrik dari PLTA (pembangkit listrik tenaga air) di Serawak hingga 20 gigawatt (GW), sedangkan beban puncak di Serawak saat itu hanya 2 GW, masih ada potensi 18 GW yang dapat disalurkan ke Semenanjung. Kemudian rencananya listrik itu akan dikirim melalui kabel bawah laut sepanjang 800 km," ujar Herman dari keterangan yang diterima MNC Portal Indonesia, Jumat, (15/10/2021). 

Saat itu, kata dia, dirinya menyampaikan bahwa karakteristik kabel bawah laut jika mengalami kerusakan, maka akan rusak total. Kemudian bila terkena jangkar, akan terjadi losses daya. 

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement