"Kami, di Kementerian Investasi, menganggap pandemi ini sebagai peluang di tengah tantangan. Kenapa saya katakan sebagai peluang, yang pertama kita melakukan reformasi terhadap regulasi kita yang tumpang tindih. Yang kedua, kita diberikan kesempatan untuk melakukan konsolidasi domestik. Kita tahu pada tahun 2020 pada saat pandemi menggoyang ekonomi global sehingga foreign direct investment ke Indonesia turun signifikan, ekonomi kita tetap relatif lebih baik dibandingkan negara lain karena kita ditopang oleh investasi domestik. Nah ini harus dilihat sebagai peluang,” kata Bahlil.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa investasi memiliki peran sangat penting dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, bahwa transformasi ekonomi harus didorong untuk mengarah pada hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah. Indonesia tidak boleh dikenal dunia sebagai pengimpor bahan baku mentah.
“Saya berpendapat bahwa dalam proses menggiring kesana, penting melakukan investasi berkelanjutan, salah satu diantaranya kegiatan investasi yang berbasis ekonomi hijau dan ekonomi biru,” jelas Bahlil.
CEO Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah mengatakan benar bahwa pandemi COVID-19 ini telah memberikan pelajaran penting buat kita semua dengan mengekspos hal-hal yang masih perlu diperkuat di Indonesia, antara lain sistem dan layanan kesehatan, logistik dan infrastruktur, digital technology, juga kompetensi sumber daya manusia.