Adapun Purbaya menambahkan uang Kemenkeu saat ini bahkan "nganggur di BI" dan baru menempatkan Rp200 miliar, padahal masih ada Rp250 miliar lagi yang siap disalurkan.
Purbaya menegaskan, Kemenkeu selalu memprioritaskan proposal investasi yang fokus pada peningkatan efisiensi dan pengurangan biaya (cost). Pada sektor pupuk, Purbaya menyebut investasi untuk efisiensi sudah disetujui dan dinilai akan membaik.
Ia juga menyoroti potensi proyek Energi Terbarukan, khususnya PLTS, yang sempat ia diskusikan dengan Presiden dan Menteri ESDM.
Proyek besar senilai sekitar USD79 miliar tersebut, awalnya memiliki biaya tinggi (USD0,09 per kWh), yang menurut Purbaya akan menambah beban subsidi listrik. Namun, setelah tim bekerja keras, biaya kini turun menjadi USD0,06 per kWh.
"Saya bilang kalau itu betul, matangkan, kita kalau perlu payment, payment. Karena pada akhirnya akan hilang subsidi yang terlalu besar untuk listrik," kata dia.