Untuk mencapai proyeksi ini, daya beli dan konsumsi masyarakat harus terjaga dengan baik. "Hal kedua yang menjadi potensi masalah adalah tingkat inflasi. Data inflasi pada kuartal II, sebenarnya sudah cukup mengkhawatirkan karena sudah menyentuh angka 4,94%," ucapnya.
"Di sisi lain, proyeksi pemerintah, inflasi hanya di kisaran 3% secara agregat sampai akhir 2022. Karena inflasi ini, secara langsung akan menjadi pengurang tingkat kesejahteraan masyarakat," Ajib menjelaskan.
Lebih jauh katanya, sebuah capaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menjadi tidak bermakna ketika inflasi tidak terkontrol. Karena secara substantif, tingkat kesejahteraan masyarakat tidak naik.
"Efek kenaikan BBM ini, akan memberikan dampak kenaikan inflasi, karena 2 hal, yaitu karena aspek keekonomian dan aspek psikologi pasar," paparnya.