"Memang sekarang kita harus lihat ada beberapa bahan nuklir seperti thorium berapa banyak itu yang nanti bisa memberikan kontribusi untuk energi bersih di dunia," terangnya.
Arifin pun kmencontohkan beberapa negara yang telah lebih dulu memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi untuk PLTN. Salah satunya Uni Emirat Arab (UEA) yang kini telah mempunyai 4 unit PLTN.
"1 unit 1,2 gigawatt (GW), itu teknologi dari Korea, UEA sudah pakai tapi cost-nya memang masih belum kompetitif. Nah, kita akan cari cost electricity yang paling kompetitif supaya bisa mendukung keekonomian user-user yang ada di Indonesia," ujarnya.
(FRI)