sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Runtuhnya SVB dan ‘Kenakalan’ Credit Suisse, Akankah Mengulang Krisis Keuangan 2008? 

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
24/03/2023 17:00 WIB
Hampir tiga minggu terakhir, dunia digemparkan tiga krisis bank besar di Amerika Serikat dan Eropa.
Runtuhnya SVB dan ‘Kenakalan’ Credit Suisse, Akankah Mengulang Krisis Keuangan 2008? (Foto: bankunderground.co.uk)
Runtuhnya SVB dan ‘Kenakalan’ Credit Suisse, Akankah Mengulang Krisis Keuangan 2008? (Foto: bankunderground.co.uk)

Kebijakan ini membebaskan financial leverage mereka untuk memanfaatkan investasi awal hingga 30 kali atau bahkan 40 kali.

Sebagai informasi, financial leverage dihasilkan dari penggunaan modal pinjaman sebagai sumber pendanaan saat berinvestasi untuk memperluas basis aset perusahaan dan menghasilkan pengembalian modal risiko.

Leverage juga dapat merujuk pada jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai aset.

Namun, memasuki awal 2007, satu demi satu pemberi pinjaman subprime mengajukan kebangkrutan. Selama bulan Februari hingga Maret 2007, lebih dari 25 subprime lender bangkrut.

Kondisi ini pada akhirnya memicu pecahnya gelembung (bubble) harga rumah di AS dan di wilayah lain atau yang lebih dikenal sebagai subprime mortgage crisis 2008.

Pada bulan April, New Century Financial, lembaga spesialis subprime lending, mengajukan kebangkrutan dan memberhentikan setengah dari tenaga kerjanya.

Pada bulan Juni, Bear Stearns menghentikan penebusan pada dua aset hedge funds, mendorong Merrill Lynch menyita USD 800 juta aset dari dana tersebut.

Pada Agustus 2007, pasar keuangan AS tidak dapat menyelesaikan krisis subprime dan masalah tersebut bergema jauh di luar AS.

Ini mengakibatkan pasar antar bank, tempat di mana uang bergerak di seluruh dunia benar-benar membeku, sebagian besar karena efek tular psikologis dari yang terjadi di AS.

Pada Oktober 2007, bank UBS juga menjadi bank besar pertama yang mengumumkan kerugian USD3,4 miliar dari investasi terkait subprime.

Berbulan-bulan berikutnya, The Fed bersama bank sentral lainnya akhirnya mengambil tindakan terkoordinasi untuk memberikan pinjaman miliaran dolar ke pasar kredit global, karena jatuhnya harga aset.

Sementara itu, lembaga keuangan berjuang untuk menghilangkan racun akibat buruknya pembukuan efek berbasis hipotek senilai triliunan dolar.

Pada musim dingin 2008, ekonomi AS berada dalam resesi besar-besaran. Saat kesulitan likuiditas lembaga keuangan berlanjut, pasar saham di seluruh dunia jatuh paling dalam sejak serangan teroris 11 September 2001.

Untuk mengatasi kondisi ini, pada Januari 2008, The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar tiga perempat poin persentase dan menjadi pemotongan terbesar dalam seperempat abad terakhir, karena berusaha memperlambat kemerosotan ekonomi.

Kondisi semakin menyebabkan kabar buruk yang terus mengalir dari segala penjuru.

Pada Februari, pemerintah Inggris terpaksa menasionalisasi Northern Rock Bank. Pada Maret, bank investasi global Bear Stearns, pilar Wall Street yang berdiri sejak tahun 1923, runtuh dan diakuisisi oleh JPMorgan Chase dengan harga yang amat murah.

Memasuki musim panas 2008, efek tular keruntuhan Bear Stearns menyebar ke seluruh sektor keuangan.

IndyMac Bank menjadi salah satu bank terbesar yang pernah bangkrut di AS. Aset dari dua lembaga pemberi pinjaman rumah terbesar di negara itu, Fannie Mae dan Freddie Mac, juga telah disita oleh pemerintah AS.

Namun keruntuhan bank terhormat Wall Street Lehman Brothers pada bulan September menandai kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS.

Inilah yang menjadi simbol kehancuran yang disebabkan oleh krisis keuangan global 2008.

Menyikapi kondisi ini, The Fed, Departemen Keuangan, Gedung Putih, dan Kongres berjuang untuk mengajukan rencana komprehensif untuk menghentikan pendarahan dan memulihkan kepercayaan pada perekonomian.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement