Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar ini membuat cost atau pengeluaran maskapai menjadi lebih besar. Mengingat, pelemahan kurs mata uang itu menimbulkan dampak pada belanja modal yang saat ini juga masih didatangkan dari impor. Terutama bahan bakar, suku cadang pesawat, dan lainya.
Belum lagi, beban maskapai juga ditambah untuk pengeluaran pajak badara yang ujungnya dimasukan dalam akumulasi komponen harga tiket pesawat.
Mungkin solusinya bukan cuman insentive, tapi bagaimana kita bisa meningkatkan traffic dalam waktu yang cepat. Karena ada banyak solusi dan FGD yang kita coba upayakan.
"Mungkin solusinya bukan cuman insentif, tapi bagaimana kita bisa meningkatkan traffic dalam waktu yang cepat. Karena ada banyak solusi dan FGD yang akan kita coba upayakan," tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Capt Sigit Hani Hadiyanto menambahkan saat ini Pemerintah telah menyiapkan 2 hal untuk mereduksi dampak negatif pelemahan nilai tukar rupiah terhadap industri penerbangan.