IDXChannel - Ketidakpastian perekonomian yang melanda dunia akibat inflasi yang terus terjadi, meningkatnya geopolitik, dan dinamika yang berubah cepat berdampak pada mata uang Asia.
Selain itu, pengaruh Rusia dan China terhadap perekonomian Asia juga menjadi alasan utama melemahnya mata uang Asia.
Meskipun negara-negara Barat sudah berupaya menekan perekonomian Rusia untuk mendapatkan keuntungan militer, permasalahan ekonomi China memberi dampak yang signifikan pada perekonomian dunia, terutama Asia.
Melansir Insider Monkey, Sabtu (30/12/2023), berikut mata uang Asia yang memiliki kinerja buruk terhadap dolar AS. Data ini diambil dari perusahaan valuta asing XE yang dicatat hingga September 2023.
1. Pound Lebanon dengan penurunan 897%
Pada April 2023, Wakil Perdana Menteri Saadeh al-Shami mengumumkan bank sentral dan pemerintah negara tersebut telah bankrut. Setelah itu, mata uang Lebanon terus merosot terhadap dolar AS meskipun terdapat upaya pemerintah untuk menstabilkannya.
Beberapa alasan jatuhnya ekonomi negara tersebut antara lain dampak invasi Rusia terhadap harga energi dan pangan, pemulihan pandemi Covid-19 yang lebih lambat dari perkiraan, dan ketidakstabilan politik yang menyebabkan beberapa program IMF gagal.
2. Pound Suriah
Persentase penurunan Pound Suriah terhadap dolar AS sebanyak 417%.
Selama dekade terakhir ini, Suriah telah dilanda perang. Selain itu, alasan lain yang mengganggu mata uang tersebut antara lain sanksi Barat terhadap perdagangan.
3. Lira Turki
Persentase penurunan Lira Turki terhadap USD adalah sebesar 30%
Dalam beberapa bulan terakhir, Lira mengalami devaluasi karena menipisnya cadangan devisa dan rekor inflasi.
4. Rupee Pakistan
Persentase penurunan pada 2023 sebesar 30%
Ketergantungan Pakistan terhadap impor energi yang menjadi inti krisis utang, sebagian besar masih belum teratasi. Para pejabat IMF menyatakan harapan bahwa reformasi ekonomi yang ketat akan berhasil.