“MoU ini berfungsi sebagai strategic blueprint untuk memajukan upaya kolaboratif kita. MoU ini menekankan pada pertukaran pengetahuan, keberhasilan, dan penyelenggaraan kegiatan bersama seperti konferensi dan lokakarya. Perjanjian ini memprioritaskan promosi usaha bisnis dan proyek kolaboratif, yang bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi bagi rakyat Indonesia dan Myanmar," jelas Arsjad.
Bagian penting dari kemitraan ini adalah perdagangan komoditas penting. Indonesia, eksportir utama minyak sawit, memainkan peran penting dalam menjamin ketahanan pangan bagi banyak masyarakat di Myanmar. Demikian pula, ekspor gram hijau dari Myanmar, yang merupakan makanan pokok Indonesia, menyoroti sifat simbiosis yang saling menguntungkan dalam hubungan perdagangan. Selain itu, dialog ini menekankan pentingnya mengatasi kebutuhan ketahanan pangan seraya menjajaki peluang kerja sama yang lebih dalam di bidang perdagangan pertanian, pengolahan pangan, dan agribisnis. (WHY)