Keseimbangan primer tahun depan diusahakan mendekati balance di rentang 0,003-0,43% PDB, atau di Rp0,64 triliun hingga Rp0,43 triliun. Sehingga, hal ini makin memperkuat dan menyehatkan APBN Indonesia.
"Tren ini perlu kita jaga, karena ketidakpastian ke depan akan membutuhkan APBN siap siaga menghadapi berbagai gejolak," terang Sri Mulyani.
Selanjutnya, defisit 204 akan dikendalikan di rentang 2,16-2,64% dari PDB, atau Rp496,6 triliun hingga Rp610,9 triliun. Pembiayaan di rentang 2,16-2,64% atau secara nominal di Rp496,6 triliun hingga Rp610,9 triliun. Ini terdiri dari utang netto yang diperkirakan mencapai 2,46-3,41% dari PDB dan investasi 0,3-0,67% PDB.
"Rasio utang akan dipertahankan menurun secara bertahap di kisaran 38,07-38,97% dari PDB. Ini menurun dari 39,4% di tahun 2023," pungkas Sri Mulyani.
(YNA)