Sri Mulyani mengungkapkan, alokasi subsidi dan kompensasi turun karena harga komoditas terutama minyak dunia diramal mulai stabil meski nilai tukar rupiah masih akan bergejolak.
Harga crude palm oil (CPO) akan turun dari USD1.352 per metrik ton ke USD920 per metrik ton pada tahun depan sedangkan batu bara turun dari USD251 per ton ke USD200 per ton. Untuk minyak mentah turun dari sekitar USD100 sampai USD105 per barel ke level USD90 per barel.
Adapun kebijakan subsidi tahun depan meliputi subsidi tetap solar Rp1.000 per liter atau naik dari tahun ini yang sebesar Rp500 per liter. Untuk subsidi listrik meningkat dipengaruhi oleh peningkatan bauran energi dan harga pembelian listrik Independent Power Producer (IPP).
Kemudian kompensasi dialokasikan karena tidak dilakukannya penyesuaian harga BBM dan tarif tenaga listrik seiring meningkatnya harga ICP.
Untuk pupuk bersubsidi difokuskan pada dua jenis yaitu urea dan NPK serta sembilan jenis komoditas yaitu padi, jagung, kedelai, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao serta tebu.
(DES)