sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani Pangkas Subsidi Energi 33 Persen Tahun Depan, Pertanda BBM Naik?

Economics editor Desi Angriani
17/08/2022 16:21 WIB
Subsidi energi dan kompensasi tahun depan hanya Rp336,7 triliun dari outlook 2022 yang sebesar Rp502,4 triliun.
Sri Mulyani Pangkas Subsidi Energi 33 Persen Tahun Depan, Pertanda BBM Naik? (Foto: MNC Media)
Sri Mulyani Pangkas Subsidi Energi 33 Persen Tahun Depan, Pertanda BBM Naik? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memangkas alokasi anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi sebesar 33 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023. 

Subsidi energi dan kompensasi tahun depan hanya Rp336,7 triliun dari outlook 2022 yang sebesar Rp502,4 triliun. Alokasi ini terbagi atas subsidi energi sebesar Rp210,7 triliun dan kompensasi Rp126 triliun.

“Subsidi dan kompensasi Rp336,7 triliun. Artinya harga minyak relatif lebih rendah 90 dolar AS per barel. Kurs diperkirakan dalam situasi relatif lebih baik dibanding situasi sekarang volatile,” katanya dikutip dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RAPBN 2023, Rabu (17/8/2022).

Meski turun 33 persen, anggaran tersebut dipastikan masih mampu mensubsidi solar, pertalite dan LPG 3 Kg bagi masyarakat,

"Penggunaan volume BBM bersubsidi harus dikendalikan sebab kalau tidak maka berpotensi melewati anggaran subsidi dan kompensasi tahun ini Rp502,4 triliun,” jelasnya.

Sri Mulyani mengungkapkan, alokasi subsidi dan kompensasi turun karena harga komoditas terutama minyak dunia diramal mulai stabil meski nilai tukar rupiah masih akan bergejolak.

Harga crude palm oil (CPO) akan turun dari USD1.352 per metrik ton ke USD920 per metrik ton pada tahun depan sedangkan batu bara turun dari USD251 per ton ke USD200 per ton. Untuk minyak mentah turun dari sekitar USD100 sampai USD105 per barel ke level USD90 per barel.

Adapun kebijakan subsidi tahun depan meliputi subsidi tetap solar Rp1.000 per liter atau naik dari tahun ini yang sebesar Rp500 per liter. Untuk subsidi listrik meningkat dipengaruhi oleh peningkatan bauran energi dan harga pembelian listrik Independent Power Producer (IPP). 

Kemudian kompensasi dialokasikan karena tidak dilakukannya penyesuaian harga BBM dan tarif tenaga listrik seiring meningkatnya harga ICP.

Untuk pupuk bersubsidi difokuskan pada dua jenis yaitu urea dan NPK serta sembilan jenis komoditas yaitu padi, jagung, kedelai, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao serta tebu.

(DES)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement