Sri menyebutkan bahwa kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga lebih cepat juga terlihat dari rilis notula rapat kebijakan moneter bulan ini. Dari rilis tersebut, terlihat bahwa para anggota dewan siap menaikkan suku bunga lebih awal jika inflasi terus meningkat.
"Indonesia masih cukup beruntung, perekonomian kita membaik akibat lonjakan harga komoditas internasional, terlihat dari neraca perdagangan dan pembayaran yang surplus. Current account surplus 1,5%, ini jauh lebih baik dibanding taper tantrum," jelas Sri.
Ditambah lagi kepemilikan asing pada surat berharga negara (SBN) juga semakin kecil sehingga mendorong ketahanan ekonomi yang lebih baik. Defisit APBN juga semakin mengecil seiring dengan pemulihan ekonomi yang mendorong penerimaan negara.
"Meski demikian, kami dengan BI akan koordinasi mengawal perekonomian di dalam menghadapi dinamika global yang tidak bisa kita kontrol, kebijakan di AS, Eropa, dan menimbulkan spill over besar," tutup Sri Mulyani. (RAMA)