sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Stok Beras Tembus 4 Juta Ton, Mentan: Indonesia Berbalik dari Negara Pengimpor Jadi Ekspor

Economics editor Tangguh Yudha
08/10/2025 16:54 WIB
Mentan mengungkapkan stok beras nasional telah mencapai lebih dari 4 juta ton. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Stok Beras Tembus 4 Juta Ton, Mentan: Indonesia Berbalik dari Negara Pengimpor Jadi Ekspor. (Foto: Inews Media Group)
Stok Beras Tembus 4 Juta Ton, Mentan: Indonesia Berbalik dari Negara Pengimpor Jadi Ekspor. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan stok beras nasional telah mencapai lebih dari 4 juta ton. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Dengan posisi tersebut, Indonesia kini berbalik dari negara pengimpor menjadi negara yang diminati untuk ekspor pangan. Jika tahun lalu Indonesia impor 7 juta ton, sekarang negara lain ingin impor dari Indonesia.

Capaian ini menurutnya menandai berakhirnya impor beras medium yang selama ini membebani negara. Hal itu juga disebutnya menjadi bukti keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi.

“Kalau dibandingkan tahun lalu, kita masih impor. Sekarang tidak lagi. Ini hasil dari gagasan besar Presiden, mulai dari regulasi, kolaborasi, sampai eksekusi,” ujar Amran saat dijumpai  di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Mentan menjelaskan keberhasilan ini tak lepas dari langkah-langkah pemerintah dalam memperkuat sektor pertanian. Salah satunya melalui deregulasi besar-besaran, dengan mencabut 240 aturan yang sebelumnya dinilai menghambat produktivitas petani.

“Dalam 10 bulan, ada 17 Perpres dan Inpres yang diterbitkan mengubah banyak hal. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata dia.

Selain deregulasi, Kementan juga melakukan pembenahan internal untuk menjadi institusi yang bersih dan bebas korupsi. “Ada korupsi, kita pecat. Belum tersangka pun, kalau ada indikasi, langsung kita tindak. Tidak ada kompromi,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah juga bertindak tegas terhadap mafia pangan, pupuk palsu, dan beras oplosan. Penyederhanaan regulasi pupuk disebut menjadi salah satu kunci peningkatan produksi.

"Dulu pupuk langka, sekarang tidak lagi. Dari 145 regulasi disederhanakan agar produsen bisa langsung ke petani,” kata Amran.

Kementan juga memfokuskan kembali anggaran Rp1,7 triliun untuk penguatan sektor produktif, mulai dari benih hingga alat mesin pertanian. Keberhasilan ini, lanjutnya, tak lepas dari kolaborasi lintas lembaga.

“Kita bergerak bersama Bulog, PIHC, Kemendag, ESDM, Menko Pangan, BUMN, Polri, TNI, bupati, dan gubernur. Semua berorkestra,” tuturnya.

Pemerintah juga meningkatkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah menjadi Rp6.500 per kg dan jagung Rp5.500 per kg, yang berdampak pada peningkatan pendapatan petani hingga Rp113 triliun.

Mentan menegaskan Indonesia kini tengah bergerak menuju “negara emas” melalui sektor pertanian. Fokus ke depan, kata dia, pada pengembangan enam komoditas unggulan, yakni kakao, kelapa, kopi, mente, pala, dan sawit.

"Ke depan fokus kita ada enam komoditas unggulan, kakao, kelapa, kopi, mente, pala, dan sawit, dengan nilai investasi Rp371,6 triliun dan serapan tenaga kerja 8,6 juta orang,” kata dia.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement