sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Surplus 66 Bulan Beruntun, Neraca Dagang RI Tercatat USD2,39 Miliar per Oktober

Economics editor Anggie Ariesta
01/12/2025 11:37 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan barang Indonesia sebesar USD2,39 miliar pada Oktober 2025.
Surplus 66 Bulan Beruntun, Neraca Dagang RI Tercatat USD2,39 Miliar per Oktober (Foto: iStock)
Surplus 66 Bulan Beruntun, Neraca Dagang RI Tercatat USD2,39 Miliar per Oktober (Foto: iStock)

IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan barang Indonesia sebesar USD2,39 miliar pada Oktober 2025.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, surplus tersebut terjadi selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

"Surplus (USD2,39 miliar) pada Oktober 2025 ini lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non migas yaitu sebesar USD4,31 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utamanya adalah lemak dan minyak hewani/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja," kata Pudji dalam konferensi pers Rilis BPS, Senin (1/12/2025).

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar USD1,92 miliar dengan komoditas penyumbangnya adalah hasil minyak dan minyak mentah.

Secara kumulatif Januari hingga Oktober 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar USD35,88 miliar.

"Surplus sepanjang Januari hingga Oktober 2025 ini lebih ditopang oleh surplus komoditas non migas yaitu sebesar USD51,51 miliar. Sementara komoditas migas masih mengalami defisit sebesar USD15,63 miliar," ujar Pudji.

Berdasarkan data BPS, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan dengan beberapa negara. Tiga besar di antaranya yakni Amerika Serikat USD14,93 miliar, India USD11,29 miliar dan Filipina USD7,18 miliar.

Sementara itu, Indonesia mengalami defisit dengan China sebesar USD16,32 miliar, Australia USD4,58 miliar dan Singapura USD4,17 miliar.

Untuk neraca perdagangan kelompok nonmigas, tiga penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat USD17,40 miliar, India USD11,37 miliar dan Filipina USD7,09 miliar.

Sedangkan penyumbang defisit terdalam pada kelompok nonmigas adalah China USD17,74 miliar, Australia USD3,91 miliar dan Brazil USD1,48 miliar.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement