IDXChannel – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mendukung rencana pembatasan pembelian BBM bersubsidi jenis Solar dan Pertalite. Tak hanya itu, dia menilai liquefied petroleum gas (LPG) dan listrik bersubsidi juga perlu dibatasi.
Alasannya, impor LPG masih sangat tinggi. Di sisi lain, masyarakat dengan ekonomi menegah ke atas alias orang kaya masih menggunakannya LPG bersubsidi.
Hal serupa juga terjadi di golongan tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA. Erick khawatir listrik subsidi ini masih digunakan oleh mereka yang memiliki kemampuan secara ekonomi.
“Tidak hanya buat BBM, tapi kita berharap juga buat gas, karena LPG impornya tinggi sekali sekarang. Jangan sampai listrik juga salah sasaran, di rumah-rumah besar, di perusahaan-perusahaan besar, ya sama dengan yang rumahnya kurang baik,” tutur Erick saat ditemui di kawasan Kota Tua Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Adapun terkait pembatasan pembelian BBM bersubsidi jenis Solar dan Pertalite mulai 17 Agustus 2024 mendatang, Erick menyatakan dukungannya. Dia pun menyebut masih menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) 191 Tahun 2014 untuk menjalankan program tersebut.
Dia juga memastikan BUMN di sektor minyak dan gas bumi (migas) mendukung kebijakan tersebut. Menurutnya, pembatasan pembelian BBM bersubsidi perlu dilakukan agar distribusinya bisa tepat sasaran.
“Ya kita sedang menunggu Perpres 191, di mana BBM tepat sasaran. Jangan sampai BBM ini digunakan oleh orang yang mampu, tetapi mendapatkan BBM bersubsidi,” ujar Erick
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pemerintah terus melakukan efisiensi anggaran. Salah satunya dengan mengatur distribusi BBM subsidi agar lebih tepat sasaran.
"Kita berharap 17 Agustus ini kita sudah bisa mulai di mana orang yang tidak berhak mendapatkan subsidi itu akan bisa kita kurangi," ujar Luhut melalui instagram resminya @luhut.pandjaitan, yang dikutip MNC Portal Indonesia.
Luhut menambahkan, pemerintah juga berencana mendorong penggunaan bioetanol guna menggantikan penggunaan BBM. Demikian dilakukan untuk mengurangi polusi udara karena BBM yang ada saat ini masih mengandung sulfur yang tinggi yaitu di atas 500 ppm.
"Kita mau sulfurnya tuh 50, nah ini sekarang lagi diproses dikerjakan oleh Pertamina. Kalau ini semua berjalan dengan baik, dari situ saya kira kita bisa menghemat lagi dan juga pemberian subsidi yang tidak pada tempatnya," ujar Luhut.
(FRI)