"Untuk belanja negara, terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) Rp674,4 triliun atau terkontraksi 8,1%, belanja non KL Rp686,8 triliun atau tumbuh 29,2%, dan transfer ke daerah (TKD) Rp552,7 triliun atau tumbuh 2,1%," ungkap Sri.
Tak hanya itu, keseimbangan primer juga mencatatkan surplus sebesar Rp339,4 triliun, pembiayaan anggaran hanya Rp429,8 triliun atau turun 30,9% dibandingkan tahun lalu, dan SiLPA cukup besar yaitu Rp490,7 triliun.
"Kalau dalam situasi gejolak dunia yang sangat tidak pasti, dengan SiLPA yang cukup kuat memberikan posisi sangat baik bagi APBN untuk bisa menjalankan fungsi shock absorbernya, jadi bantalan melindungi rakyat dan melindungi ekonomi," pungkas Sri.
(DES)