sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Terbang ke Korsel, Menhub Bahas Kerja Sama Transportasi Udara dan Perkeretaapian

Economics editor Heri Purnomo
31/05/2023 10:07 WIB
Kementerian Perhubungan tengah melakukan tinjauan dari perkembangan kerja sama dengan Korea Selatan (Korsel) di sektor transportasi, khususnya udara.
Terbang ke Korsel, Menhub Bahas Kerja Sama Transportasi Udara dan Perkeretaapian. (Foto: MNC Media)
Terbang ke Korsel, Menhub Bahas Kerja Sama Transportasi Udara dan Perkeretaapian. (Foto: MNC Media)

Serta, perkembangan proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 4, yang telah ditandatangani MoU nya pada tahun 2022 lalu. Dimana pihak Korsel melalui K-Consortium telah mengajukan pra studi kelayakan (pre Feasibility Study) yang saat ini tengah di-review oleh pihak Pemprov DKI Jakarta.
 
Selain bertemu Menteri Transportasi Korsel, Menhub juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Libanon/Ketua Organisasi Penerbangan Sipil Arab Ali Hamie, untuk membahas sejumlah peluang kerjasama sektor transportasi.

Kedua negara telah menandatangani Air Service Agreement (ASA) pada tahun 1967 sehingga dapat melakukan penerbangan langsung dari Jakarta ke Beirut dan sebaliknya.
 
Sekretaris Jenderal ICAO Juan Carlos Salazar mengakui peran Indonesia dalam upaya memajukan industri penerbangan global. Ia mengatakan, peran Indonesia sangat dibutuhkan, salah satunya terkait upaya penggunaan bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF).

“Peran Indonesia sangat signifikan terkait hal ini,” ucapnya.
 
SAF atau yang dikenal dengan biojet atau renewable jet fuel merupakan bahan bakar yang memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar konvensional seperti Avtur yang berasal dari minyak bumi.

SAF diproduksi dari berbagai sumber daya baru terbarukan seperti biomassa, tanaman, limbah organik, dan sumber lainnya yang tidak bersumber dari minyak bumi.
 
ICAO terus mendorong penggunaan SAF sebagai salah satu upaya mencapai tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca dan membangun industri penerbangan yang berkelanjutan/memperhatikan dampak terhadap lingkungan.
 
Indonesia secara proaktif telah melakukan sejumlah upaya penggunaan SAF dalam industri penerbangan. Diantaranya yaitu: melalui pembuatan regulasi dan kebijakan, pengembangan produksi SAF dalam negeri, mengembangkan penelitian antara pemerintah, institusi penelitian, industri penerbangan, dan swasta terkait.

Selanjutnya, melakukan pengujian penggunaan SAF dalam penerbangan, dan secara aktif berpartisipasi dalam program dan inisiatif internasional untuk mendorong dan mempromosikan penggunaan SAF.

(SLF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement