"Termasuk akan ada satu fasilitas untuk melakukan sterilisasi buah yang sudah dibangun di Surabaya berbasis teknologi. Nah, perusahaannya berbasis teknologi radiasi. Kita akan lihat, apakah ini juga potensial bisa membantu kita untuk memperluas bangsa pasar buah," jelas Emil.
Di Jatim sendiri, lanjutnya, buah manggis justru banyak ditanam di pekarangan rumah. Beberapa daerah tersebut antara lain di Kabupaten Banyuwangi, Ponorogo dan Kabupaten Malang.
"Kalau ada 5 pohon (di masing-masing rumah) akan mengasilkan masing-masing satu pohon 50 kilo. Harganya perkilo Rp30.000 misalnya, itu bisa Rp7,5 juta. Itu untuk 1 tahun ya. Nah itu kan lumayan," kata Emil.
Emil menambahkan, diskusi yang dilakukan oleh Pemprov Jatim dan Australia ini dilakukan untuk melihat potensi yang dimiliki. Hal tersebut, dilakukan untuk melihat dari hal yang sederhana yakni pemenuhan standart ekspor manggis.
"Kenapa kok enggak bisa masuk Australia? ini mau dijawab dulu. Kenapa Australia banyak beli,,tapi lebih beli ke Thailand m, apa sebabnya dan kenapa setelah 2012 berhenti?. Pengiriman terakhir bahkan hanya 30 kilo, itu namanya enggak ekspor," imbuh Emil.