sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ternyata Ini Biang Kerok Terjadinya Badai PHK Startup

Economics editor Anggie Ariesta
08/08/2023 22:40 WIB
Gelombang PHK yang dilakukan oleh beberapa perusahaan rintisan atau startup di Indonesia beberapa waktu terakhir dinilai terjadi akibat...
Ternyata Ini Biang Kerok Terjadinya Badai PHK Startup. (Foto MNC Media)
Ternyata Ini Biang Kerok Terjadinya Badai PHK Startup. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh beberapa perusahaan rintisan atau startup di Indonesia beberapa waktu terakhir dinilai terjadi akibat perubahan iklim yang terjadi dalam dunia bisnis.

Managing Director OCBC NISP Ventura Darryl Ratulangi mengatakan, dalam kasus PHK di industri startup, beberapa perusahaan mungkin tidak memiliki pilihan lain di saat kondisi keuangan yang negatif.

"Masih rugi, di mana cash dalam perusahaan mereka sudah mau habis, jadi kalau mereka tidak melakukan PHK atau pengurangan karyawan itu sudah pasti mereka akan tutup," ujar Darryl dalam acara media Coffee Chit Chat Bank OCBC NISP di Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Menurut Darryl, mengenai isu yang beredar bahwa perusahaan startup melakukan PHK dikarenakan terlalu banyak melakukan perekrutan dalam beberapa tahun terakhir tidaklah benar secara sepenuhnya.

Sebab, keadaan saat perusahaan melakukan perekrutan besar-besaran memanglah dibutuhkan kala itu, namun situasi saat ini sudah sangatlah berbeda.

Pada saat itu, lanjut Darryl, perusahaan startup untuk mendapatkan pendanaan sangat mudah. Hal itu membuat perusahaan layaknya gurita dengan harus membesarkan lini bisnis ke segala penjuru.

"Tadinya misalnya perusahaan ojek online jadi masuk payment, masuk media segala macem. Di saat bisnis menjadi lebih sulit, iklim bisnis berubah sudah pasti perusahaan harus merampingkan perusahaan," kata dia.

Saat ini, Darryl melihat bahwa semua perusahaan akan kembali ke fokus perusahaan pada awalnya atau tidak mengembangkan bisnis di luar keahliannya.

"Jadi saya melihatnya itu semua akan kembali ke core bisnis masing-masing dan mereka akan menjadi expertise atau membangun spesialisasi apa yang mereka jago daripada dulu semua bilangnya 'saya supperapps', itu menurut saya sudah tidak menjadi relevan lagi di Indonesia, kita kalau fokus ya fokus saja," ungkap Darryl. 

(YNA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement