IDXChannel - Kementerian Investasi atau BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) mengatakan, transisi energi dari berbasis bahan bakar minyak (BBM) ke energi ramah lingkungan atau EBT (Energi Baru Terbarukan) membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Untuk melakukan transisi tersebut, setiap tahunnya negara hanya mampu berkontribusi sebesar 29% dari kebutuhan biaya per tahun Rp240 triliun untuk membangun sumber energi bersih.
"Kalau kita hitung sampai 2030 tidak kurang dari Rp240 triliun per tahun, itu gap kekurangannya. Artinya APBN dan beberapa existing facilities itu hanya maksimal 29%, sisanya harus kita cari," ujar Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Indra Darmawan dalam konferensi pers virtual Global Future Fellows (GFF) 2022 bersama Fijar Foundation, Selasa (27/9/2022).
Meksi demikian, kata Indra, sebetulnya negara mempunyai ongkos untuk melakukan peralihan dari pengguna energi kotor ke energi bersih. Sebab setiap tahunnya negara saja mampu 'membakar' uang sebesar Rp500 triliun untuk subdisi energi.