"Kita punya duit enggak sih? Ya ada, karena hingga Rp500 triliun yang kita bakar setiap tahun untuk subsidi, bahkan angka untuk membangun IKN itu angka dari Bappenas mencapai Rp466 triliun," ujarnya.
"Jadi sebenarnya kita punya uangnya, asal mau, tetapi kan susah kalau kita gelontorkan uangnya, secara politis," sambung Indra.
Oleh karena itu, pemerintah sendiri yang harus mencari dana untuk menutup gap Rp240 triliun tersebut. Hal ini yang membuat implementasi wacana transisi energi menjadi lambat, sebab mencari pendanaan dari luar tidak mudah.
"Karena itu harus kita cari sumber yang lainnya, salah satunya pembiayaan dari deep equity, misalnya penerbitan sukuk, 3 sampai 5 tahun terakhir angkanya tidak lebih dari USD5 miliar penerbitan itu," Indra menambahkan.