IDXChannel - Bank Rekonstruksi dan Pembangunan Eropa (European Bank for Reconstruction and Development/EBRD) mengklaim telah menyiapkan pendanaan hingga USD1 miliar untuk membantu Mesir menonaktifkan pembangkit listrik tenaga gas yang dimilikinya saat ini.
Penonaktifan pembangkit berkapasitas 5 gigawatt (GW) itu dilakukan, salah satunya, sebagai upaya penghematan pasokan gas dunia yang tengah menghadapi ancaman krisis energi seiring dihentikannya pasokan gas dari Rusia ke negara-negara Eropa.
Sebagai gantinya, Mesir didorong untuk lebih memanfaatkan pembangkit listrik tenaga angin yang dinilai memiliki potensi besar di negara tersebut. Rencananya, proses transisi bakal mulai dilakukan mulai 2023 mendatang.
"EBRD akan mengumpulkan hingga $300 juta dalam pembiayaan negara untuk proyek-proyek termasuk pekerjaan menstabilkan jaringan listrik Mesir, menambah penyimpanan baterai, mengembangkan rantai pasokan lokal untuk energi terbarukan dan melatih pekerja," ujar Direktur Pelaksana EBRD untuk wilayah selatan dan timur negara Mediterania, Heike Harmgart, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (12/9/2022).
Menurut Harmgart, USD1 miliar lainnya yang dijanjikan untuk energi terbarukan akan menjadi sekitar sepersepuluh dari pembiayaan swasta yang dibutuhkan untuk 10 GW dari sebagian besar proyek tenaga angin yang direncanakan oleh pemerintah pada tahun 2028.