Tren Pemulihan Industri Mamin Nasional Terselamatkan Kebijakan Pemerintah

IDXChannel - Pandemi COVID-19 yang meluluhlantakkan perekonomian tak terkecuali juga menghantam kinerja industri makanan dan minuman (mamin). Daya beli masyarakat yang melemah, mobilitas yang serba terbatas dan terganggunya jalur distribusi akibat kebijakan lockdown yang diterapkan sejumlah daerah membuat bisnis mamin sangat tertekan.
Beruntung, kebijakan terbaru pemerintah tentang pelonggaran aturan penanganan pandemi seiring jumlah kasus yang mulai melandai mulai membawa angin segar. Hal ini lantaran sejak awal pandemi berlangsung di triwulan II/2020, pelaku usaha tak tahu apa yang harus dilakukan karena tidak adanya pengalaman menghadapi pandemi.
"Kami diselamatkan kebijakan Kementerian Perindustrian agar tetap bisa berproduksi sehingga industri makanan dan minuman tetap bisa beroperasi dengan protokol dan laporan ketat," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, dalam IDX Special Dialogue Idul Fitri 1443 H, Jumat (29/4/2022).
Hingga akhirnya, Adhi mengaku pada tahun 2020, industri mamin masih bisa tumbuh walau hanya 1,58 persen. Kemudian di tahun 2021, karena sudah ada pengalaman yang cukup maka terjadi pertumbuhan sebessar 2,54 persen.
"Kami ada drop sedikit di bulan Juli 2021 karena waktu itu sangat tinggi sekali varian Deltanya. Berbahaya sekali. Itu juga berpengaruh sedikit. Tapi untungnya di bulan Agustus selanjutnya sudah bisa terkendali lagi karena memang pemerintah dan pelaku usaha sudah punya pengalaman yang cukup panjang sehingga kita bisa mengendalikan pertumbuhan tetap positif di tahun 2021 itu," jelas Adhi.
Industri mamin sendiri melewati beberapa krisis saat pandemi, mulai kesehatan, ekonomi, logistik, sampai komoditi yang jelas menyebabkan dampak yang serius. Pada tahun 2020-2021, GAPMMI melaporkan beberapa perusahaan sudah menyesuaikan harga karena lonjakan biaya harga komoditi, logistik dan sebagainya.
"Kemudian 2022 melanjutkan kenaikan, tiba-tiba FAO pada Maret melaporkan ada kenaikan pangan, dilanjutkan ada kenaikan lagi, ini yang menjadi tantangan kita," tegas Adhi.
Menurutnya, untuk kuartal I 2022, industri mamin bertumbuh dengan baik. Adapun beberapa kota dan perusahaan melaporkan permintaan cukup bagus karena permintaan ritel dari Desember 2021 sudah ramai untuk persiapan lebaran tahun ini.
"Kemudian pemerintah memberikan kelonggaran untuk bisa mudik yang kita lihat kemarin macetnya luar biasa, dan ini akan berdampak positif terhadap industri makanan dan minuman," kata Adhi.
Hal itu karena setelah 2 tahun tidak mudik bersama, akhirnya tahun ini diperbolehkan sehingga ada percepatan permintaan makanan dan minuman. Apalagi selama perjalanan, produk makanan olahan akan menjadi andalan untuk konsumsi masyarakat.
"Tetap tantangan kita ada di harga pokok penjualan yang meningkat luar biasa karena harga komoditi tadi," ujar Adhi. (TSA)