Seperti diketahui, pemerintah Sri Lanka sedang berupaya mengatasi krisis moneter dengan mencoba mengajukan pinjaman dari Dana Moneter Internasional atau IMF.
Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry mengatakan negaranya membutuhkan bantuan keuangan eksternal agar dapat segera merestrukturisasi utang obligasi dan memulihkan pasokan bahan baku yang penting, seperti makanan, bahan bakar, hingga obat-obatan.
"Ini tugas yang sangat berat," kata Sabry, kepada Reuters, dikutip Minggu (10/4).
Sabry menuturkan sedang menjajaki potensi pinjaman dari IMF pada bulan ini sebesar USD3 miliar atau setara Rp43 triliun.
(NDA)