Penyebab AS Mengalami Resesi
1. Permintaan
Hukum yang harus diingat adalah tingkat penawaran dan permintaan di mana permintaan dolar meningkat. Ini menaikkan harga dolar atau sebaliknya. Di tengah resesi seperti saat ini, banyak investor spekulatif yang memanfaatkan situasi dan apa yang terjadi.
AS memiliki sejumlah besar mata uang USD dan menjualnya dengan harga tinggi. Hal ini pernah menyebabkan koreksi yang sangat dalam terhadap nilai tukar rupiah yang menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997.
Selain itu, perlu dicatat bahwa permintaan mata uang sangat sensitif terhadap masalah keuangan dan geopolitik baru. Perlu diingat bahwa dolar sebagai mata uang utama, tetap menjadi cadangan devisa terbesar di banyak negara. Oleh karena itu, jika permintaan dolar untuk perdagangan masih tinggi maka secara otomatis harga dolar cenderung tetap stabil.
2. Kebijakan Moneter
Faktor di balik penurunan nilai tukar dolar AS adalah kebijakan moneter The Fed, bank sentral Amerika Serikat. Misalnya, menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan, suku bunga deposito, dan suku bunga pinjaman.
Penurunan suku bunga bank sentral dapat mendorong investor untuk meminjam uang dari bank. Uang kredit tersebut kemudian digunakan untuk membeli kebutuhan konsumen dan mendongkrak perekonomian AS.
Selain itu, ada transfer dolar dari Amerika Serikat ke negara lain, yang menjanjikan suku bunga lebih tinggi daripada bank-bank AS. Ini akan membuat dolar rentan terhadap mata uang negara-negara berpenghasilan tinggi lainnya.