Sementara di sisi lain, negara-negara berpenghasilan rendah alias miskin dan berkembang yang mempunya populasi mencakup hampir setengah dari populasi dunia tetapi hanya menerima 17 persen dari vaksin dunia. Jadi, di sini terlihat jelas betapa besar jurang pemisah atau gap yang ada antara negara-negara kaya dengan negara miskin dan berkembang dunia.
Sejauh ini melalui program fasilitas vaksin Covid-19 gratis, COVAX diketahui telah mengirimkan lebih dari 63 juta dosis vaksin ke 124 negara di dunia. Tapi, jumah ini secara persentase hanyalah mewakili suplai 0,5 persen dari gabungan populasi negara dan ekonomi tersebut.
“Sekarang, beberapa negara kaya sudah mulai akan memvaksinasi anak-anak dan remaja. Sementara di belahan dunia lain, masih banyak tenaga kesehatan, orang tua dan kelompok masyarakat berisiko lainnya belum juga divaksinasi. Konsekuensinya jelas terlihat, angka kasus positif dan kematian karena Covid-19 secara global tetap atau mendekati rekor tertinggi. Belum lagi, ancaman virus varian baru yang mengancam progres yang sudah kita buat,” pungkas Tedros.
Sebelumnya, terkait masalah stok suplai vaksin, WHO diketahui lebih lanjut juga sudah mendesak para produsen vaksin lainnya untuk segera membuat pasokan vaksin Covid-19 bisa tersedia dan diberikan kepada COVAX lebih cepat daripada yang direncanakan di jadwal sebelumnya, mengingat saat ini terjadi kekurangan pasokan akibat gangguan ekspor vaksin dari India.
(SANDY)